Bikin Paspor di Kota Tetangga dan TIPS


 Yang namanya jadi anak perantauan itu artinya harus bisa apa-apa sendiri alias mandiri. Apapun harus dijabani sendiri. Mulai dari kebutuhan sehari-hari seperti cuci baju dan daleman, sampe yang ribet-ribet seperti bikin paspor. 





Jadi singkat ceritanya, pokoknya entah gimana caranya aku bisa dapet trip ke Taiwan dari perusahaan tempatku kerja sekarang. Saat itu pengumumannya aku dapet di tanggal 1 Maret 2017. Nah admin-nya bilang kita semua harus redi paspor di tanggal 3 Maret 2017 untuk keperluan pembuatan visa. Alamak! 

Dengan kondisi paspor udah mati lebih dari setaun dan semua data-data asli semuanya di rumah, aku memohon-mohon ke adminnya meminta waktu kompensasi. Akhirnya aku menghubungi papaku untuk mengirimkan data-data yang diperlukan untuk membuat paspor. 

Setelah browsing yang menyita waktu tidurku dan membuka lebih dari 11 blog post mengenai pembuatan paspor, akhirnya aku menemukan data-data yang diperlukan untuk membuat paspor [Edit 2019 : data ini adalah data yang diperlukan saat tahun 2017 ya, mungkin sekarang sudah beda, bisa browsing di google atau bisa akses langsung ke sini ya untuk lebih lanjutnya] :
1. E-KTP (jika belum punya gak bisa buat paspor, bisa bawa surat keterangan sedang membuat E-KTP yang asli). FYI E-KTP itu yang tanda tangannya cuma satu aja ya di KTPnya. Yang seperti ini :

2. Kartu Keluarga asli
3. Akta Lahir asli
4. Jika melakukan penggantian (atau perpanjangan, jika sudah pernah punya paspor) bawa paspor lama asli
5. Jika kalian adalah anak rantau seperti aku, bawa surat keterangan kerja atau surat domisili yang masih berlaku dan asli. 

Kelima data itu harus di foto copy sebanyak satu kali di atas kertas A4 dan gak versi potongan. Jadi misal KTP gak usah di potong sesuai ukuran KTPnya tetap tinggalkan copynya di atas full kertas A4. 
begini fotocopynya, cukup yang ada fotonya aja
Untuk paspornya, fotocopy aja yang ada datanya kita plus tanda tangannya, gak perlu semua halaman yang ada :
Halaman yang di fotocopy

Singkat cerita, akhirnya aku mulai proses pembuatan paspornya di Kantor Imigrasi Jakarta Barat (alamatnya di Jl. Pos Kota no. 4, Jakarta Barat 11110. Incer-incernya - apa ya bahasa indonesianya - itu sebelah kantor pos Kota, tanya-tanya aja sama satpam disitu banyak yang nongkrong dan ramah-ramah. Kalau pesan via uber alamatnya di Pinangsia, itu sama aja. Kalau dari busway aku kurang tau harus berhenti dimana, aku pake uber karena lebih nyaman dan murah waktu itu tarif dari daerah kosku di Gajah Mada sekali jalan hanya IDR 8rb ahahhaha). Jam 6 pagi sudah antri, ambil antrian di satpam setelah di cek bahwa aku bawa semua data aslinya. Buset, jam 6 pagi aja aku dapat antrian nomor 110. Ini orang-orang gak pada kerja ya? Padahal aku sengaja membuat paspor saat hari Senin dengan ekspektasi imigrasi gak serame hari lainnya. 

Inti dari membuat paspor ini adalah : tunggu ini tunggu itu, sabar aja.
Hahahhahaa beneran. 

Jadi sekitar jam setengah 11 siang, aku mulai di cek kelengkapan dan keaslian dataku. Petugasnya disini agak galak, jadi jangan baper yah. Saat itu aku kondisinya gak bawa surat keterangan kerja. Dia meloloskan dengan catatan keputusan semua saat wawancara. Jaga-jaga sih aku minta surat keterangan kerja aja ke bosku dan suratnya dikirim via gojek. Hahahahahah. Jadi anak perantauan ini membuat otak kita kreatif dan bisa memutuskan sesuatu hal dengan cepat hahahaha. 

Jadi kembali ke proses pembuatan paspor. Setelah di periksa kelengkapan dokumennya - kita mendapatkan map bewarna biru dengan nomor antrian yang sudah ter attach di mapnya dari petugas - kita menunggu lagi untuk sesi wawancara dan foto. Selagi menunggu, kita bisa isi formulir yang sudah di lampirkan di map itu. Isi menggunakan huruf balok dan pakai tinta hitam ya (pulpen bawa sendiri dikarenakan gak tersedia). Akhirnya sekitar jam 2 siang nomor antrianku dipanggil. Mungkin karena aku sudah pernah punya paspor, sehingga pertanyaannya gak ribet. Petugasnya cuma tanya buat paspor untuk ke mana dan acara apa. Gitu doang. Bahkan ibu-ibu yang antri di sebelahku saat wawancara gak dikasi pertanyaan apapun. Sedengerku yah. Setelah itu petugasnya hanya memeriksa dokumen asli kita kembali, dan meminta scan sidik ke sepuluh jari kita dan di foto. Dan sekarang petugasnya ramah-ramah dan baik hati semuanya gak jutek kaya waktu pertama kali buat paspor. 

Setelah itu, kita akan mendapatkan kertas konfirmasi untuk membayar biaya paspor kita. Untuk paspor biasa biayanya [Edit 2019 : Biaya ini untuk tahun 2017 ya, sekarang setauku sudah naik harganya] adalah :
1. Biaya paspor IDR 300.000
2. Jasa TI Biometrik IDR 55.000
Jadi total biayanya IDR 355.000 untuk paspor biasa. 

Dan done. Kita tinggal membayar biaya tersebut ke seluruh bank (gak hanya di BNI waktu tahun yang lalu lalu). Dan paspor dapat diambil 4 hari kerja setelah dilakukan pembayaran.
Billing dari Imigrasi

Contoh bukti pembayaran
 Jadi kesimpulannya : sekarang bikin paspor itu gak ribet kok. Asalkan kita niat dan mematuhi semua peraturan yang ada. Itu pun gak ribet kok peraturannya dan semua bisa dilakukan. Hanya datang satu hari untuk memproses semuanya dan 4 hari kemudian paspor sudah di tangan kita. 

Untuk info gimana proses pengambilan passport bisa di check di sini ya ^^



1. Pakai baju yang sopan (office look aja biar aman) dan celana panjang serta bersepatu untuk mencegah gak boleh masuk. 
2. Bawa pulpen sendiri dan yang bertinta hitam ya. 
3. Datang sepagi mungkin. Ya ini sih alternatif ya. Minimal jam 6 udah sampe sana aja. Bukan kenapa-kenapa, kalau kita ada ketinggalan data apapun bisa diambil sebelum jam 10.00 (cut off penerimaan antrian - sekarang bukan sistem kuota ya, tapi dibatasi ambil antrian sampai jam 10.00). [Edit 2019 : Sekarang sistem antrinya sudah pakai online semua, untuk informasi lebih lanjutnya bisa cekidot ke sini]
4. Sarapan! Dan siapkan snack untuk mengisi perut jika takut kelewatan antrian
5. Bawa tisyu dan tisyu basah. Untuk ke kamar mandi, dikarenakan kamar mandinya kondisinya agak memprihatinkan dan tidak disediakan tisyu. 
6. Surat pengantar untuk pembayaran dan bukti pembayaran harus di simpan untuk mengambil paspor ya, jangan sampai hilang
7. Bawa power bank dan siapkan hal-hal untuk membunuh kebosanan menunggu seharian di kantor imigrasi (walaupun disediakan TV ya tetap aja bosan). 
8. Kalau web imigrasi Indonesia yang menyediakan pendaftaran online sudah sehat, boleh dicoba. Karena antriannya beda dan lebih cepat. Bisa di akses di : https://ipass.imigrasi.go.id:9443/xpnet/faces/xpnet-main.xhtml 


ETC!

1. Beda e-paspor dan paspor biasa. Aku tanya ke petugasnya bedanya apa. 
Pertama biaya. Kalau paspor biasa IDR 355 rb paspor sudah bisa didapat di tangan, untuk e-paspor kita harus merogoh kocek lebih dalam, sekitar IDR 600 rb.
Kedua, untuk e-paspor bisa dapat bebas visa ke Jepang dan bebas visa ke negara-negara yang sudah bebas visa. 
Kalau kamu traveler, emang lebih cocok untuk bikin e-paspor. Tapi jika kamu jarang-jarang ke luar negeri, paspor biasa aja menurutku udah cukup yah..
2. Serobot antrean. 
Aku mengalami hal yang kurang menyenangkan. Saat itu sudah jam 2 siang dan memang nomor antrian sudah mendekati nomor antreanku. Nomorku juga sudah dipanggil. Nah waktu masuk ke counter yang di maksud, counterku sudah diisi oleh satu keluarga. Aku bilang kepetugasnya, "Mba, nomor saya dipanggil bener kan antrean nomor A-129?" Nah ternyata satu keluarga itu antrean nomor A-084 sampai A-089 yang kelewatan entah kenapa mereka kelewatan. 
Masukan aja sih ini untuk Imigrasi Indonesia. Seharusnya untuk orang yang kelewatan antrian, disediakan counter khusus atau ya gimana ya biarkan aja mereka nunggu sampai antrian selesai. Sempet agak sebel dikarenakan antrian di serobot dengan kondisi saat itu aku gak cuti di kantor seharusnya bisa beres jam 3 kurang, akhirnya aku harus mengorbankan 1 hari cutiku cuma gegara antreanku di serobot. Mana satu keluarga lagi, jadi nunggunya agak lama. 
3. Sekarang untuk pembayaran, bisa dilakukan di bank dan ATM mana pun. Karena aku orangnya gak suka ribet pencat pencet mesin ATM, jadi aku datang ke bank untuk setor langsung. Pengalamanku nih, mendingan bayarnya ke BNI aja deh karena mereka sudah berpengalaman untuk kerja sama ini jadi pelayanannya cepat ya.
Karena aku coba melakukan pembayaran ke bank BCA, mungkin mereka kurang familiar dengan hal ini atau gimana, jadinya saat aku tanya untuk pembayaran paspor, orangnya agak bingung. Selain itu antriannya lama hahaha di BNI aku cuma antri 2 orang dan cepat pelayanannya. 
4. FYI, sekarang Imigrasi Indonesia tidak membatasi kuota per hari. Dulu kan sistemnya untuk kantor Imigrasi A hanya membatasi kuota 100 orang per hari. Nah sistemnya sekarang pake cut off time aja. Sekarang antrian bisa sampai jam 10.00 pagi, berapapun orang yang mendaftar. Pendaftaran dibuka mulai pukul 06.00 pagi. Dan FYI, untuk Imigasi kelas I Jakarta Barat punya cabang yang terletak di Apartemen Gajah Mada Mediterania (namun dibatasi menggunakan kuota dan hanya melayani paspor biasa). [Edit 2019 : Ternyata untuk hal ini berbeda-beda kebijakannya menurut masing-masing imigrasi. Jadi imigrasi tiap daerah kebijakannya bisa beda-beda ya]

Comments

Popular Posts